Tim Kesehatan Hewan (Kesewan) dari dua Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Padang Pariaman mengikuti rapat koordinasi optimalisasi Puskeswan tahun 2024, yang digelar Disnakkeswan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) di Gedung ITC UPTD Balai Pengembangan Teknologi dan Sumber Daya, Kota Payakumbuh, Rabu dan Kamis (6-7/3/2024).
Rakor diikuti sebanyak 73 dokter hewan yang berasal dari 63 Puskeswan kabupaten/kota se-Sumatera Barat. Tim Keswan Padang Pariaman sendiri diwakili oleh, drh. Dartini, Kepala UPTD Puskeswan Sei Sariak, drh. Rizky Ardyes, Fungsional Medik Veteriner (Medvet), dan drh. Rusyda Mulya Sari, Koordinator sekaligus Fungsional Medvet Puskeswan Sintuak Toboh Gadang (Sintoga)
Kepala Disnakkeswan Sumbar, Sukarli, S.Pt., M.Si melalui Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan (Keswan), drh. M. Kamil, M.P mengungkapkan, rakor optimalisasi Puskeswan ini bertujuan mendorong Puskeswan supaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Peningkatan pelayanan penting artinya, apalagi di tengah maraknya wabah penyakit hewan ternak.
“Sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan hewan, Puskeswan dituntut terus pro-aktif dan terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Puskeswan juga dituntut mampu berinovasi. Inovasi dalam rangka menjawab tantangan sekaligus mencarikan solusi permasalahan pelayanan kesehatan hewan yang kedepan tentu kondisinya akan semakin komplek,” ungkap M. Kamil
Rakor optimalisasi Puskeswan menghadirkan tiga narasumber berkompeten yakni, Muhammad Fadhli, S.AP., MM Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Disparpora) Padang Pariaman. Kadis yang dikenal sosok kaya inovasi tersebut menyampaikan materi tentang Pengembangan Inovasi Pelayanan Publik. Dia berharap, Puskeswan sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan hewan harus berani membuat inovasi.
“Sebagai garda terdepan pelayanan yang bersetuhan langsung dengan masyarakat, sudah sepatutnya Puskeswan membuat inovasi-inovasi baru. Inovasi yang diharapkan bisa mempermudah sistem pelayanan, atau mungkin inovasi bagaimana mendekatkan sistem pelayanan kesehatan hewan, sehingga pelayanan lebih gampang diakses oleh masyarakat. Banyak inovasi yang bisa dibuat,” kata M. Fadhli.
Narasumber lain, drh. Budi Santosa, dari Balai Veteriner Regional II Bukittinggi yang menyampaikan materi tentang tatalaksana dan standar operasional prosedur pengambilan sampel hewan dan sampel bahan pangan asal hewan. Puskeswan sesuai visi dan misinya merupakan instansi terdepan untuk kegiatan pengambilan sampel hewan maupun sampel bahan pangan asal hewan, katanya.
Sedangkan, narasumber ketiga adalah drh. Ison Idris, M.Si dari Direktorat Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI. Dokter Ison Idris memaparkan materi tentang pentingnya menulis bagi tenaga medis kesehatan hewan. Dalam meterinya, ia juga berbagi kiat dan tips bagaimana menulis artikel ilmiah tentang peternakan dan kesehatan hewan, serta pentingnya informasi tentang pelayanan Puskeswan.
Output yang diharapkan dari rakor ini yakni, bagaimana setiap Puskeswan mampu melahirkan inovasi baru guna peningkatan kinerja maupun meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, bagaimana petugas medis Keswan bisa menulis karya ilmiah maupun menuliskan informasi terkait keswan yang menjadi tugas sehari-hari. Ketika hal itu dioptimalkan, maka akan berdampak besar pada peningkatan kinerja Puskeswan. *** (tektin79)